BANDASAPULUAH.COM – Presiden Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) Prof. Fasli Jalal, menegaskan pentingnya semangat “Rantau Dipajauah” sebagai jawaban terhadap tantangan bonus demografi dan sebagai bentuk kontribusi perantau Minang dalam skala global.
Tagline ini, menurutnya, bukan hanya tentang merantau secara fisik, tetapi menjadi simbol pergerakan generasi muda Minang menjadi perantau profesional ke seluruh penjuru dunia.
Saat dihubungi, Prof. Fasli mengungkapkan bahwa Indonesia kini berada dalam masa bonus demografi, di mana jumlah usia produktif jauh lebih besar dibandingkan usia non-produktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika tidak dikelola dengan strategi yang tepat, kondisi ini justru bisa menjadi petaka demografi.
“Bonus demografi ini berarti kita punya angkatan kerja yang berlimpah. Tapi kalau tidak ada cukup lapangan kerja, ini bisa berbalik menjadi masalah. Banyak yang menganggur dan menjadi beban keluarga,” ujar mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional itu.
Untuk itu, MDN-G mengusung konsep Rantau Dipajauah, sebuah ajakan agar generasi muda Minang tidak hanya merantau ke kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga ke berbagai belahan dunia seperti Eropa, Amerika, Jepang, Timur Tengah, hingga Afrika.
“Rantau Dipajauah ini maknanya bukan negatif. Justru ini strategi agar anak muda Minang siap bersaing sebagai perantau profesional di dunia internasional, namun tetap punya ikatan batin untuk membangun kampung halaman,” tegasnya.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 Selanjutnya