BANDASAPULUAH.COM – Pos Ayata Satgas Yonif 133/YS menghadirkan inovasi untuk masyarakat di wilayah binaannya yang notabene sebagi pengrajin batu pecah.
Batu pecah sendiri merupakan bongkahan bebatuan keras yang dipecahkan menjadi ukuran kecil untuk dijadikan sebagai bahan bangunan.
Melihat kegiatan warganya yang selama ini berkegiatan seperti itu, maka Personel Pos Ayata melaksanakan Patroli Simpatik ke salah satu tempat pengrajin batu, pada saat ditemui oleh personel Pos Ayata, Pos Ayata menemukan kendala pada pengrajin batu yaitu tangannya sering terkena palu pada saat memecah batu sehingga menjadi luka/cidera.
Dengan Demikian Pos ayata memberikan solusi membuat alat sederhana sebagai alat bantu pemecah batu dari dua batang balok kayu yang dieratkan menggunakan lengkungan plastik, sehingga dapat mencengkram batu yang akan dipecahkan menggunakan palu agar tidak mengenai tangan secara langsung, sehingga menghindari kemungkinan luka/cidera.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Danpos Ayata Letda Inf Andi Irwanto pada Tim Penerangan Satgas Yonif 133/YS melalui rilis tertulis di Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat-Papua Barat Daya, Sabtu (07/10/2023)
“Ya jadi ketika beberapa pekan lalu Pos kami melaksanakan patroli simpatik ke wilayah perkampungan, kami menemukan para pekerja pemecah batu dengan palu tanpa alat bantu. Sehingga pada saat kami bertanya kepada mereka, mereka sudah terbiasa dengan hal itu, akan tetapi mereka menyampaikan kendala bahwa sering cidera akibat hantaman palu yang mengenai tangannya. Maka dengan kendala warga tersebut kami membuat alat sederhana untuk membantu mempermudah pekerjaan masyarakat di Kampung Ayata ini dengan cara membuat alat bantu tersebut,” ujar Danpos
Sementara itu, Ibu Paskalina Assem (47) salah satu pengrajin batu menyampaikan rasa terimakasihnya karena telah terbantu dalam proses bekerjanya.
” Terimakasih bapak-bapak dari Pos TNI yang ada di Kampung Ayata ini, kami merasa terbantu sekali dengan alat sederhana yang bapak-bapak TNI berikan kepada kami, sehingga kami tidak luka lagi pada saat memotong batu,” ungkap Assem