Bandasapuluah.com – Tokoh masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sengaja Budi Syukur mendukung penuh program desa bersih narkoba (bersinar) yang digencarkan oleh Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Narkoba (BNN) RI, Brigjen Pol Jafriedi. Menurutnya program tersebut mesti didukung semua pihak, karena sangat berkaitan dengan hajat hidup orang banyak khususnya para generasi muda.
“Secara pribadi saya sangat setuju dan mendukung penuh agar program desa bersinar atau kampung anti narkoba ini diterapkan di seluruh nagari yang ada di Pessel. Jadikan ini sebagai budaya dan kearifan lokal ditengah masyarakat untuk mencegah peredaran narkoba di wilayah masing-masing,” ujar Budi Syukur saat menggelar pertemuan dengan Brigjen Pol Jafriedi dan sejumlah tokoh masyarakat Pessel di Padang, Sabtu (19/11/2022).
Budi Syukur menyebut, narkoba memang sudah berada pada level yang membahayakan di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu, oleh karenanya sangat perlu sinergitas bersama dalam memutus mata rantai jaringan narkoba di Kabupaten Pesisir Selatan. Namun kata dia, pembentukan desa bersih narkoba atau kampung anti narkoba tidak serta merta dapat berdiri begitu saja tanpa adanya campur tangan dari sejumlah pihak, termasuk pemerintah daerah setempat.
“Pada intinya kami sangat mendukung program yang digencarkan BNN dalam memerangi peredaran narkoba. Namun untuk berdirinya kampung anti narkoba atau desa bersinar ini tentunya harus ada regulasi dan payung hukum yang jelas. Jika tidak, maka kami khawatir program ini hanya sekadar slogan saja,” katanya.
Anggota DPRD Pessel Novermal pada kesempatan itu mengatakan, atas kondisi Kabupaten Pesisir Selatan yang darurat narkoba, pihaknya akan mendorong seluruh pihak menyatakan perang terhadap narkoba. Atas kondisi tersebut, Pemkab Pessel diminta untuk segera mendirikan kantor Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dan “memaksa” setiap nagari di Pessel untuk mendirikan desa bersih narkoba (bersinar) sebagai gerakan yang nyata Pessel War on Drug (Pessel Perang Terhadap Narkoba).
“Berdasarkan rilis yang kami terima dari pihak kepolisian setempat, sejak Januari hingga Oktober 2022, sekitar 200 orang pelaku penyalahguna narkoba ditangkap polisi. Selain itu, juga ada ancaman mabuk lem bagi anak SD dan SMP. Bahkan, informasi yang kami terima sudah banyak anak muda di Pessel yang kecanduan ini,” ucap Novermal.
Pada kesempatan itu, Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN RI, Brigjen Pol Jafriedi menuturkan tentang masifnya peredaran gelap narkoba di Indonesia. Ia menyebut, sekitar 3,6 juta penduduk Indonesia sudah terpapar narkoba.
Peredaran narkoba di Indonesia, kata Jafriedi, sudah sangat masif dan membahayakan. Sehingga seluruh pihak harus menyatakan perang terhadap narkoba. Namun demikian, untuk memutus mata rantai jaringan narkoba tidak bisa dilakukan oleh BNN saja. Semua pihak mesti bekerjasama untuk memutus jaringan barang haram tersebut, tak terkecuali perantau.
“Penyebaran narkoba di Indonesia sudah sangat masif dan harus kita lawan bersama. Oleh karena itu dibutuhkan gerakan yang terstruktur, sistematis, dan masif untuk memeranginya,” ujar pria asal Sungailiku Pelangai tersebut.
Jafriedi mengatakan, BNK sudah seharusnya berdiri di Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan berdirinya kantor tersebut di daerah, berarti sudah ada lembaga yang khusus menangani perkara narkoba ataupun rehabilitasi.
“Tak hanya BNK, desa bersih narkoba (bersinar) atau kampung anti narkoba juga harus ada di Pessel. Sebab, ini merupakan komitmen kami di BNN dan semua pihak harus menyatakan perang terhadap narkoba atau War on Drug,” ucapnya lagi.