Bandasapuluah.com – Pemerintah mengurangi subsidi BBM per 3 September 2022 lalu. Akibatnya terjadi peningkatan harga BBM bersubsidi.
Meski demikian, kenaikan harga BBM dinilai masih berdampak positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kenaikan harga BBM masih berdampak positif terhadap kenaikan PDB, meskipun tidak terlalu signifikan,” ungkap Peneliti bidang Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iwan Hermawan.
Iwan menerangkan, kesimpulan ini diperoleh setelah ia dan tim melakukan analisis dengan model pendekatan keseimbangan umum (Model RDCGE). Ada lima skenario simulasi yang dibuat, untuk memastikan dampak kenaikan harga BBM.
Skenario pertama, urai Iwan, jika memang ada kenaikan harga BBM bersubsidi seperti saat ini.
Kemudian skenario kedua, kalau ada kenaikan harga BBM bersubsidi, ditambah dengan harga bahan-bahan pokok juga naik.
Skenario ketiga adalah jika kondisi pada skenario pertama dan kedua, ditambah dengan adanya bansos.
Kemudian skenario keempat, ditambah lagi kalau ada realokasi anggaran dari pemerintah ke sektor-sektor supply, seperti transportasi dan logistik.
“Skenario terakhir, jika skenario keempat, tetapi ada sektor kunci, yaitu sektor pangan, yang kita harap juga bisa memberikan insight kira-kira dampaknya seperti apa, karena pangan ini terkait dengan kenaikan bahan pokok yang penting tadi,” beber Iwan.
Dari simulasi tersebut, lanjut Iwan, baik dengan simulasi satu hingga lima, menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM masih menaikkan PDB walaupun relatif kecil.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya