Bandasapuluah.com – Sebanyak 635.050 dosis vaksin PMK Tahap I dan II telah disuntikkan di berbagai daerah di Jawa Timur hingga Minggu (7/8).
Nilai tersebut setara 63% dari total 1.003.300 dosis vaksin yang telah diterima Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, percepatan dan perluasan vaksinasi PMK di Jatim tidak boleh melemah. Menurutnya, PMK harus menjadi kewaspadaan semua pihak.
“Monitoring ini adalah upaya kita untuk menjaga ternak-ternak kita tetap sehat. Kalau ternaknya sehat, maka peternaknya pun menjadi semakin tenang. Jadi tugas pemerintah adalah melindungi peternak dan ternaknya,” imbuhnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah berpesan agar kerjasama berbagai elemen masyarakat terus ditingkatkan.
Mulai dari level Babinsa, Babinkamtibmas hingga Kepala Desa. Jika ada informasi terkait kondisi ternak kurang sehat segera kordinasi dengan kadis peternakan atau otoritas veteriner terdekat.
Menurutnya, konfirmasi dua arah dan komunikasi Penta Helix harus terus dilakukan. Dirinya menegaskan bahwa PMK ini harus diwaspadai oleh semua, bukan hanya peternak.
“Misal Pak Kades bisa mengkonfirmasi berapa sapi yang ada di daerah masing-masing. Jika ada yang belum vaksin, mohon segera dikomunikasikan dengan Dinas Peternakan, karena semua vaksin dari pusat langsung didistribusikan ke Kab/Kota,” jelas Khofifah.
Hal ini mengingat semua vaksin dari pemerintah pusat telah didistribusikan langsung ke Kabupaten/Kota.
“Sekali lagi terima kasih atas kerja keras dari para Nakes dan Dokter Hewan di seluruh wilayah, utamanya yang hari ini di Kab. Jember,” pungkasnya.
Di sisi lain, di dalam seminggu terahir jumlah ternak sakit dan yang dipotong paksa sudah jauh menurun. Hal ini tentunya menandakan bahwa vaksinasi sudah menunjukkan efektivitasnya.
Sementara, dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi PMK, Jawa Timur melibatkan semua Tenaga Kesehatan Hewan di Jawa Timur. Total sebanyak 2.450 orang yang terdiri dari 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik veteriner telah disiapkan untuk percepatan vaksinasi.