Pessel, Bandasapuluah.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Pesisir Selatan, menggelar rapat koordinasi (Rakor) penguatan pemahaman kepemiluan kelompok disabilitas bersama Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Kabupaten Pesisir Selatan, di ruang rapat Bawaslu setempat, Kamis (21/7/2022).
Rakor yang secara resmi dibuka oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Pesisir Selatan, Erman Wadison itu diikuti sebanyak 60 orang siswa yang berasal dari SLB daerah setempat.
Kegiatan tersebut berlangsung hangat dan diisi dengan sesi tanya jawab melalui juru bahasa dari guru SLB.
Dalam rakor tersebut, Riko seorang siswa SLBN YPPC Sago,meminta pihak penyelenggara pemilu untuk memprioritaskan mereka dalam sosialisasi tentang kepemiluaan.
Hal itu disampaikan mengingat selama ini sosialisasi untuk mencerdaskan kaum disabilitas tentang pemilu terasa sangat minim.
“Kami mau ikut memilih, tapi kami tidak tahu caranya dan siapa yang akan dipilih?,” ujarnya dengan sedikit cadel, yang kemudian diperjelas oleh guru pendampingnya.
Selain Riko juga ada siswa lainnya yang bertanya apakah boleh mereka mencalonkan diri jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
“Apakah kami bisa menjadi anggota DPRD?,” tanya siswa yang lainnya.
Kepala Sekretariat Bawaslu Pessel, Rinaldi menyebut, acara yang dilaksanakan secara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) itu juga dihadiri utusan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut Rinaldi, peserta yang hadir secara luring adalah siswa SLBN Painan dan SLBN Sago di ruang rapat Bawaslu Pessel. Sedangkan SLBN Lengayang dan SLBN Balai Selasa hadir secara daring.
Ketua Bawaslu Pessel, Erman Wadison dalam sambutannya menyampaikan, setiap warga negara memiliki hak konstitusional dalam pemilu.
“Ya, nilai satu suara siswa SLB sama halnya dengan pemilih lainnya,” ucap Erman Wadison.
Untuk itu, kata dia, pemilih disabilitas perlu diberikan pemahaman tentang kepemiluan agar mereka menggunakan hak pilih dengan baik dan benar.
Menurut Erman, jika pemilih disabilitas sudah cerdas dalam pemilu, maka mereka diharapkan bisa menjaga hak pilihnya dari kecurangan pihak-pihak lain.
“Kaum disabilitas juga diharapkan mampu menjadi pengawas pemilu partisipatif bagi kalangannya pada pemilu 2024 mendatang,” ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Pesisir Selatan, Syafrijal Chan selaku pemateri dalam kegiatan tersebut menuturkan, bahwa output kegiatan ini nantinya diharapkan peserta mampu memahami proses pemilu dan pilkada.
“Kami mengucapkan terima kasih atas keterlibatan Kepala Sekolah dan Guru SLB dalam membantu kegiatan ini, baik secara luring dan daring sehingga memudahkan dalam penyampaian materi kepada murid-murid,” kata Syafrijal Chan.
Untuk diketahui, berdasarkan data di KPU Kabupaten Pesisir Selatan, jumlah pemilih disabilitas pada pilkada 2020 sebanyak 1.245 orang, sedangkan yang menggunakan hak pilihnya hanya 573 orang. Sementara itu, jumlah disabilitas pada 2021 kembali meningkat sebanyak 2.429 orang, sedangkan siswa SLB yang berpotensi memiliki hak pilih di 2024 hanya sebanyak 178 orang.