Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Barisan Milenial Moderat (Baramoda) Sumatera Barat (Sumbar), Andre Saputra mengaku turut prihatin terhadap penangkapan 16 tersangka teroris di wilayah Sumbar.
Penangkapan tersebut, menurut Andre, membuktikan bahwa wilayah Sumbar masih rentan untuk ditembus oleh para sindikat terorisme.
“Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat Sumbar, terkhusus untuk generasi milenial yang akan menjadi harapan Sumbar ke depan,” tutur Andre yang juga aktivis muda Muhammadiyah Sumbar saat dimintai tanggapan, Minggu (27/3/2022).
Andre menambahkan, peran milenial sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penyebaran paham terorisme. Andre meminta generasi milenial tidak abai dan membiarkan Densus 88 Antiteror Polri menjadi single fighter dalam penanggulangan dan pemberantasan kelompok teroris.
“Jejaring teroris akan merusak cikal bakal penerus bangsa nantinya. Sehingga hal tersebut dapat meruntuhkan kedaulatan kita dalam berbangsa dan bernegara,” jelas Andre.
Baramoda Sumbar, sambung Andre, mengajak seluruh lapisan masyarakat terkhusus generasi milenial untuk dapat terlibat aktif dalam membendung paham dan aksi teror di wilayah Sumbar.
“Tentu partisipasi kaum milenial akan memberikan dampak yang positif bagi Sumbar dalam membendung gangguan dan ancaman kelompok terorisme,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 16 tersangka teroris di wilayah Sumbar. Belasan tersangka teroris ditangkap di dua wilayah berbeda.
“Densus 88 melakukan penangkapan terhadap 16 tersangka teroris di wilayah Sumbar,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).
Ramadhan mengatakan 12 di antaranya ditangkap di Kabupaten Dharmasraya. Sementara itu, sisanya ditangkap di Kabupaten Tanah Datar.
“Sebanyak 12 tersangka di wilayah Dhamasraya dan empat tersangka di wilayah Tanah Datar,” jelas Ramadhan.