Bachtiar Chamsyah Soroti Masalah Datuak yang Tidak Dihargai Kaumnya

Senin, 31 Januari 2022 - 16:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Sosial RI 2001-2009 Bachtiar Chamsyah bersama istri

Menteri Sosial RI 2001-2009 Bachtiar Chamsyah bersama istri

Bandasapuluah.com – Menteri Sosial RI 2001-2009 Bachtiar Chamsyah Datuak Marajo Nan Sati menyoroti persoalan banyaknya pemimpin kaum di Minangkabau atau Datuak yang tidak lagi di hargai oleh kaumnya sendiri.

Bachtiar mengatakan persoalan tersebut memang tidak nampak di tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota. Akan tetapi, permasalahan tersebut banyak dijumpai di tingkat nagari di Sumatera Barat.

Hal itu disampaikan Bachtiar Chamsyah di sela-sela acara Pati Ambalau dan pengukuhan pengurus Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat periode 2021-2026 yang di selenggarakan di Auditorium Sumbar, Senin (31/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikatakan, persoalan tersebut perlu dikoreksi secara bersama. Ia menilai, sang pemimpin yang bernama datuak tersebut berkemungkinan memiliki pendidikan, dan status sosial ekonomi dibawah orang yang dipimpinnya. Sehingga pada akhirnya, ia tidak dihargai dalam kaumnya.

“Ia mungkin memiliki pendidikan yang rendah, status sosial dan ekonomi yang kurang. Sementara yang dipimpinnya lebih dari itu. Tapi, karena secara adat sudah gilirannya maka ia harus memangku jabatan sebagai Datuak.”

Baca Juga :  Di Sungai Liku Pesisir Selatan, 2 Lulusan Akpol 1990 Terima Gelar Kehormatan Adat

“Lantas pertanyaannya, apakah jabatan yang dipangkunya itu, dihormati tidak oleh kaumnya?” tanya Bachtiar

Karena hal tersebut, lanjut pria asal Bayu, Maninjau Agam itu, kehadiran datuak dalam kaum dan nagari hanya dalam bentuk Seremonial. Sementara, katanya, kehadiran datuak tidak seperti itu yang kita inginkan.

Ia melanjutkan, seorang datuak harus bisa membantu jika ada permasalahan yang terjadi pada anak dan kemenakannya.

“Dia diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di kesukuannya. Itu hanya bisa jika dia memenuhi persyaratan,” jelasnya.

Persyaratan yang dimaksud ialah seorang datuak harus memiliki pendidikan yang baik, status sosial ekonomi bagus, akhlak yang baik serta memberi contoh dan tauladan kepada kaumnya.

“Bagaimana kalau datuak itu tidak pernah ke mesjid. Siapa yang mau menghormati? Maaf ini memang pahit. Tapi, itulah fakta yang terjadi,” ujarnya.

Kelemahan-kelemahan seperti itu, sambungnya, harus segera diperbaiki. Perlu ada regulasi yang mengatur perkara tersebut.

“Apakah memang mutlak giliran itu jika tidak memenuhi persyaratan harus dipaksakan menjadi Datuak. Kalau ini bisa dirubah mengapa tidak kita dirubah,” sambungnya.

Baca Juga :  LKAAM Sutera Harap Mamak Tingkatkan Pengawasan Terhadap Kemenakan

Menurutnya, yang tidak bisa dirubah ialah Al-Qur’an dan As-sunah. “Dalam bentuk ini kan bisa, demi menjaga nilai-nilai Minangkabau,” tuturnya.

Ia membayangkan filosofi Adat Basandi Syaratl’-Syara’ Basandi Kitabullah tidak jatuh dari langit. Kata Bachtiar, filosofi itu lahir dari pertarungan yang keras antara kaum agama dan adat.

“Berkuah darah filosofi itu lahir. Maka Kearifan muncul dan lahirlah filosofi tadi dan filosofi ini mampu menghadapi perubahan zaman,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan, ini merupakan tantangan bagi LKAAM Sumbar kedepan di samping banyaknya permasalahan lain. Atas dasar itu, katanya, tugas Fauzi Bahar sebagai Ketum LKAAM berat.

Ia berharap agar ada peraturan daerah yang mengatur bagaimana pemerintah nagari bisa mengokohkan peran dari tigo tungku sajarangan.

“Itu tentu melalui regulasi. Itu harapan saya. Kalau itu bisa difungsikan maka angka kejahatan bisa diturunkan,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tingkatkan Nilai Ekonomi, Gambir Pesisir Selatan Akan Jajaki Pasar Eropa
Sarat Inovasi dan Partisipasi Warga, Sungai Gayo Lumpo Siap Rebut Juara Lomba Nagari Tingkat Provinsi 2025
Merokok di Saat Jam Sekolah, 4 Pelajar Diamankan Satpol PP di Pantai Salido
Ganggu Ketertiban, Pengemis dan Pak Ogah Ditertibkan Satpol PP Padang
Transformasi Digital Berbuah Prestasi, RSUD M Zein Painan Raih Penghargaan dari BPJS Kesehatan
BUMNag Kambang Maju Bersama Dinilai Tim Provinsi, Pessel Optimis Melaju ke Tingkat Nasional
Asyik Karaoke di Room Tertutup, 2 Pasang Muda-Mudi Terjaring Razia Satpol PP di Sutera
Mahyeldi Silaturahmi ke Menko Yusril, Bahas Usulan Tokoh Ranah Minang Jadi Pahlawan Nasional

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:20 WIB

Tingkatkan Nilai Ekonomi, Gambir Pesisir Selatan Akan Jajaki Pasar Eropa

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:25 WIB

Sarat Inovasi dan Partisipasi Warga, Sungai Gayo Lumpo Siap Rebut Juara Lomba Nagari Tingkat Provinsi 2025

Senin, 16 Juni 2025 - 17:01 WIB

Merokok di Saat Jam Sekolah, 4 Pelajar Diamankan Satpol PP di Pantai Salido

Senin, 16 Juni 2025 - 16:51 WIB

Ganggu Ketertiban, Pengemis dan Pak Ogah Ditertibkan Satpol PP Padang

Senin, 16 Juni 2025 - 14:52 WIB

Transformasi Digital Berbuah Prestasi, RSUD M Zein Painan Raih Penghargaan dari BPJS Kesehatan

Berita Terbaru

error: Content is protected !!