Bandasapuluah.com – Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Lisda Hendrajoni mengajak semua pihak di Pesisir Selatan mengambil bagian masing-masing untuk menekan angka kemiskinan yang cenderung meningkat tiap tahunnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu menjelaskan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini menyababkan meningkatnya angka kemiskinan. Untuk itu, kata Lisda, dibutuhkan langkah komprehensif dalam mengatasi kemiskinan.
“Pandemi berdampak negatif terhadap perekonomian dan meningkatnya kemiskinan. Sehingga memang dibutuhkan langkah yang komprehensif kita dalam membangun negeri kita,” ujar Lisda di sela-sela Mukernas PKPS, Jumat (28/1).
Srikandi Nasdem itu menekankan, dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Pesisir Selatan semua pihak mesti dan harus mengambil bagiannya masing-masing. Kata Lisda, setiap pihak tidak bisa berjalan sendiri.
“Setiap kita harus mengambil bagian dalam mengentaskan kemiskinan. Kita harus bersinergi antara Pemda, legislatif, dan juga perantau,” papar wanita yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai politisi yang berpihak ke rakyat miskin di Sumbar.
Lisda menyadari, masalah kemiskinan tidak boleh dipandang remeh. Kemiskinan, lanjutnya, menyebabkan berbagai permasalahan di tengah masyarakat.
“Ini harus menjadi fokus kita bersama. Kita mesti bahu membahu mengentaskan kemiskinan di Pessel,” tegasnya.
Dikatakan, tingginya angka kemiskinan di Pessel tidak bisa dilimpahkan kepada satu pihak saja. “Kita tak bisa tunjuk menunjuk siapa yang salah. Kita harus ambil bagian masing-masing,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Lisda yang berada di Komisi VIII DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Sosial berjanji akan lebih giat membawa masuk program Kemensos ke Pesisir Selatan. “Semangat gotong royong membangun negeri sejuta pesona ini harus dan terus kita tingkatkan,” pungkasnya.
Angka Kemiskinan Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir
Seperti diketahui, angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2021 mencatatkan rekor tertinggi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.
Berdasarkan data BPS, persentase dan populasi penduduk kemiskinan di Pesisir Selatan selama 5 tahun terakhir (2017-2021) terkonfirmasi berfluktuasi, namun dengan kecenderungan meningkat.
Pada 2017 lanjutnya angka kemiskinan di Pessel tercatat sebesar 7,79 persen atau sekitar 35.530 jiwa dan turun menjadi 7,59 persen atau sebanyak 34.920 jiwa pada 2018.
Angka itu naik di 2019 menjadi 7,88 persen atau 36.510 jiwa dan turun ke posisi 7,61 persen atau 35.460 jiwa sepanjang 2020. Kemudian kembali melonjak pada 2021 hingga 37.140 jiwa atau sebesar 7,92 persen.
Persentase posisi itu menempatkan Pesisir Selatan pada ranking ke-3 tertinggi dari 19 kabupaten/kota di Sumbar dan dari sisi populasi kedua tertinggi setelah Kota Padang.