Cuma 4,81%, Pertumbuhan Ekonomi Pessel 2019 Terendah Sejak 2015
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Pesisir Selatan (Pessel) pada 2019 tumbuh 4,81%. Raihan ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 5,35%.
Angka ini juga lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pesisir Selatan 2016-2021. Dalam RPJMD pertumbuhan ekonomi dipatok di tahun 2019 berada pada angka 5,5 persen.
Capaian kinerja pertumbuhan itu merupakan terendah sejak 2015. Ketika itu, laju pertumbuhan 5,73 persen, turun menjadi 5,33 persen pada 2016. Angka itu naik 5,41 persen pada 2017. Tapi, pertumbuhan kembali merosot pada 2018-2019 dengan masing-masingnya 5,35 persen dan 4,81 persen .
Dilansir bandasapuluah.com dari Tagar.id, Kepala Kantor BPS Pessel Yudi Yos Elvin mengatakan perlambatan itu sesuai melambatnya sektor produksi primer (pertanian, pertambangan dan manufaktur) di Pessel. Ditambah lagi dengan pengolahan industri tumbuh negatif.
“Tahun 2019, sektor pertanian , perkebunan dan perkebunan tumbuh 2,82 persen atau naik dari tahun lalu yang mencapai 3,43 persen,” katanya, Kamis, 12 Maret 2020.
Bahkan, industri pengolahan tumbuh minus 5,30 persen, dari 2018 yang berhasil tumbuh positif 3,13 persen. “Padahal sektor ini merupakan sektor unggulan di Pessel,” tuturnya.
Dia meminta pemerintah kabupaten untuk fokus pada sektor primer. Sebab, sektor pertanian, perkebunan dan hutan penyumbang tertinggi dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), mencapai 38,27 persen.
“Sektor primer lebih disukai orang banyak. Serapan tenaga kerja lebih dari 40 persen,” katanya.
Di sisi lain, geliat pariwisata Pessel belum memberikan nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama ini, geliat paiwisata Pessel hanya menikmati Kota Padang .
“Seperti perhotelan dan oleh-oleh, misalnya. Pessel belum memiliki produk unggulan yang bisa dijadikan ciri,” katanya.