BANDASAPULUAH.COM — Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Puti Reno Raudha Thaib, menegaskan pentingnya pewarisan bahasa Minang sebagai bagian tak terpisahkan dari nilai-nilai budaya Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi budaya pada Pertemuan Minang Diaspora dan Bundo Kanduang se-Dunia yang digelar selama 10 hari, pada 3–13 Desember 2023 di Sumatera Barat.
Dalam pemaparannya, Puti Reno menyoroti makin memudarnya penggunaan bahasa Minang dalam kehidupan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan bahwa ada tiga indikator utama yang perlu diperhatikan dalam menilai keberlangsungan bahasa Minang: apakah masih dituturkan, dibaca, dan ditulis.
“Apakah bahasa Minang masih dituturkan di dalam keluarga? Ini yang pertama. Saya melihat, terutama di kota-kota besar, ini sudah mulai hilang. Tapi di kampung-kampung, insyaallah masih bertahan,” ujar Puti Reno.
Selain itu, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya bahan bacaan berbahasa Minang yang tersedia saat ini.
Menurutnya, sangat sulit menemukan buku atau karya tulis yang menggunakan bahasa Minang.
“Yang kedua, membaca buku atau karya dalam bahasa Minang. Sekarang ini susah mencarinya, boleh dikatakan tidak ada lagi,” jelasnya.
Sementara untuk indikator ketiga, yaitu menulis dalam bahasa Minang, Puti Reno melihat hal tersebut juga semakin jarang dilakukan. Padahal, tutur, baca, dan tulis merupakan tiga pilar penting dalam menjaga eksistensi suatu bahasa.
Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan yang secara khusus membahas pewarisan nilai-nilai budaya ABS-SBK dalam masyarakat Minangkabau, ditinjau dari aspek bahasa ibu.
Selain Puti Reno Raudha Thaib, acara ini juga menghadirkan sejumlah tokoh dan budayawan Minangkabau lainnya seperti Taufik Abdullah, Gusrizal Gazahar, Gusti Asnan, Shofwan Karim, Novri Latief, dan Afdhal Koto.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi para diaspora Minang dan Bundo Kanduang dari berbagai belahan dunia untuk memperkuat komitmen dalam menjaga dan meneruskan warisan budaya Minangkabau kepada generasi mendatang, terutama melalui pelestarian bahasa sebagai salah satu unsur jati diri yang paling mendasar.