ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
– Monumen Macan Putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, mendadak menyedot perhatian publik setelah kemunculannya ramai diperbincangkan di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @lambeturah, terlihat patung harimau putih terpasang di perempatan jalan. Di kolom komentar, sejumlah netizen menilai bentuk patung tersebut tidak menyerupai harimau pada umumnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA dari berbagai sumber, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPPMD) Kabupaten Kediri, Agus Cahyono menyatakan, pihaknya langsung melakukan klarifikasi setelah patung tersebut viral. Hasil penelusuran menunjukkan, pembangunan patung tersebut tidak bersumber dari Dana Desa atau APBDes.
Menurut Agus, biaya pembuatan patung tersebut berasal dari sumbangan warga dan donatur. Dijelaskannya, pemilihan simbol harimau putih tersebut didasari oleh kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya sosok keramat pelindung desa berupa harimau putih.
Sekretaris Desa Balongjeruk Ardan Setiadi mengatakan, ide pembuatan patung ini muncul dari diskusi warga yang ingin menghadirkan ikon desa sebagai penanda daerah. Dalam musyawarah yang melibatkan pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), usulan macan putih akhirnya disepakati karena berkaitan dengan cerita yang diturunkan para tetua.
Kepala Desa Balongjeruk, Safii’i menegaskan, menyetujui usulan tersebut dengan konsekuensi pembiayaan akan dilakukan secara swasta. Total dana yang dikeluarkan mencapai Rp3,5 juta dengan rincian Rp2 juta untuk jasa pembuatan patung dan alasnya, serta Rp1,5 juta untuk material. Beberapa bahan bangunan juga disumbangkan secara sukarela.
Proses pembuatan patung tersebut memakan waktu sekitar satu bulan. Namun hasil akhirnya di luar dugaan warga dan pemerintah desa. Bentuk patung yang dinilai tidak mewakili karakter harimau justru menjadi pemicu viral di media sosial.
Diakui Safii’i, kehadiran patung tersebut membuat heboh ruang digital. Ia pun meminta maaf kepada masyarakat, sekaligus mengapresiasi perhatian dan masukan yang diberikan masyarakat.
Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah desa memutuskan untuk mengganti patung tersebut dengan desain baru yang lebih estetis dan mendekati penampakan harimau sebenarnya. Telah dipesan patung pengganti dari perajin di kawasan Ngadiluwih dengan ukuran yang sama yakni panjang 1,5 meter dan tinggi 1 meter, serta target kemiripan minimal 90 persen dengan desain yang disepakati.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






