Barzakh itu cantik – RisalePos Network

Sabtu, 27 Desember 2025 - 09:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Barzakh itu cantik - RisalePos Network

i

Barzakh itu cantik - RisalePos Network

OLEH: AHMADIE THAHA

DI ruangan rumah sakit yang lampunya tak pernah benar-benar padam, karena di sanalah siang dan malam bercampur seperti kopi sachet yang diaduk terburu-buru, Ustaz Muhammad Jazir ASP terbaring di atas ranjang berwarna putih. Badannya ringkih, ginjalnya sesak napas akibat riwayat penyakit diabetes yang sudah lama dideritanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebuah tabung oksigen menyembul dari hidungnya, dan matanya yang murung memancarkan ketenangan yang tidak biasa. Di sekelilingnya, keluarga dan teman-teman berdiri setengah menahan harapan, setengah menahan air mata. Seolah-olah mereka sedang menunggu sesuatu yang tidak tertulis di papan jadwal berobat dokter.

Dan benar saja, yang keluar dari bibirnya bukanlah sebuah rintihan, melainkan pelajaran terakhir yang disampaikan dengan suara nyaring, terekam kamera, sebuah microphone kecil terjepit rapi di bawah mulutnya, bak seorang dosen yang tak ingin mahasiswanya ketinggalan satu kalimat pun. Tangan dan jarinya sesekali bergerak, seperti sedang berceramah di depan jamaah seperti biasanya.

Ustaz Jazir telah lama dikenal bukan sekadar khatib yang fasih di atas mimbar, melainkan arsitek bisu yang mengubah wajah masjid dari bangunan ibadah menjadi simpul peradaban. Di tangannya, Masjid Jogokariyan menjadi seperti dapur umum spiritual: lampunya terang benderang, pintunya terbuka, dan denyut kehidupannya terasa di balai desa.

Beliau mengajarkan bahwa masjid tidak boleh miskin jika jamaahnya miskin, tidak boleh dingin jika jamaahnya sedang panas dengan kehidupan. Saldo infaq harus beredar, bukan menetap; jemaah harus disambut, bukan dipilih; bahkan orang yang lapar, lelah, atau sekedar istirahat pun tetap dianggap tamu Tuhan, bukan pengganggu kesucian.

Tak heran jika Indonesia mengingatnya sebagai guru pengelola masjid yang handal, karena yang ia kelola bukan hanya uang tunai dan jadwal pengajian, tapi juga kepercayaan umat, sesuatu yang jauh lebih sulit diatur dibandingkan angka-angka dalam buku keuangan.

Baca Juga :  Mengapa itu adalah Boxing Day paling sepi di Premier League

Di bawah kepemimpinannya, masjid bukan lagi menjadi monumen yang sunyi, namun menjadi organisme hidup yang bernafas bersama warga, lintas ormas, lintas sekte, bahkan lintas agama, seolah mengatakan: beginilah seharusnya rumah Tuhan bekerja di tengah dunia yang lelah.

Ia sendiri tidak pernah bosan berdakwah, bahkan pada saat yang paling tidak biasa sekalipun, di atas ranjang orang sakit. Nasihat pertama yang tercatat pada hari itu datang seperti tamparan lembut terhadap imajinasi kolektif kita tentang kematian. “Perjalanan menuju alam Barzakh sungguh indah,” ujarnya. Bukan horor. Bukan adegan menegangkan seperti film murahan.

Padahal, sifat barzakh sama sekali jauh dari cerita dalam syair terkenal rombongan Nasida Ria: “bila Israel datang memanggil, badan menggigil…” Ustaz Jazir menggeleng pelan, matanya berbinar, seolah ingin mengatakan: itu lagu, bukan laporan perjalanan.

Baginya, dunia barzakh bukanlah sebuah gang gelap penuh jeritan, melainkan sebuah perubahan alamat, dari rumah duniawi yang bising menjadi tempat tinggal yang tenang dan luas. Dia menekankan, “Jangan loro, jangan lari-lari, jangan lari-lari.” Tidak sakit, tidak sakit, tidak sakit. Sebuah pernyataan yang membuat ruang ICU seolah berubah menjadi ruang kuliah filosofi hidup.

Pandangan ini bukanlah hal baru dalam literatur Islam. Ibnu Qayyim al-Jawziyah, seorang ulama besar yang merupakan murid Ibnu Taimiyah, dalam Kitab ar-Ruh menulis panjang lebar tentang jiwa orang-orang beriman yang justru merasakan kelapangan dan kebahagiaan setelah terpisah dari raganya. Kematian, dalam pandangannya, bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan sebuah pergeseran fase.

Baca Juga :  Viral Ustadzah Ning Umi Laila Goda Anak Kecil, Netizen Marah: Kenapa Itu Dakwah?

Jika dunia ini adalah ruang ujian, maka barzakh adalah ruang tunggu yang bagi sebagian orang tertentu dipenuhi dengan keberkahan ruhani. Jadi, apa yang kita bayangkan sebagai penderitaan fisik seringkali tidak sejalan dengan kondisi mental. Badan boleh terbaring lemah, namun ruh mampu berdiri tegak bahkan berlari.

Nasehat Ustaz Jazir yang kedua hari itu sebenarnya lebih membumi, sekaligus menampar kebiasaan sosial kita yang sering berpura-pura khusyuk tapi salah alamat. Beliau berbicara tentang tata krama menjenguk orang sakit. Jangan datang dengan wajah sedih seperti sedang latihan pemakaman. Jangan membatasi diri Anda pada peraturan kaku yang membuat orang yang sakit merasa seperti tahanan medis. Jangan berbisik dengan nada “siap atau tidak” yang justru mempercepat kelelahan mental.

Menurutnya, orang sakit membutuhkan suasana bahagia, canda, percakapan ringan yang membuat mereka merasa masih hidup, bukan sekadar menunggu kematian. Datang berkunjung bukan untuk menambah beban mental, tapi untuk menghibur. Tentu saja, doa itu penting. Namun doa yang diiringi senyuman dan tawa kecil jauh lebih manusiawi dibandingkan doa yang dibacakan dengan wajah bak hakim putusan akhir.

Ustaz Jazir bahkan menolak pembatasan waktu berkunjung yang berlebihan. “Pasien ingin bahagia dan menyenangkan,” ujarnya. Yang sering melakukan kesalahan adalah para pramusaji yang datang dengan perasaan sedih yang dipaksakan, lalu pulang dengan perasaan sudah melaksanakan ritual.

Padahal, menjenguk orang sakit bukanlah suatu anugerah menjelang kematian. Itu adalah persahabatan hidup. Jadi, Ustadz Jazir bukakan pintu, bukakan waktu, bahkan sampai bercanda soal piket malam, seolah-olah dia bukan pasien, melainkan tuan rumah yang sedang menerima tamu.

Baca Juga :  Jika Komputasi Kuantum Memecahkan Pertanyaan “Mustahil”, Bagaimana Kita Tahu Itu Benar?

Pada titik ini, kami memahami mengapa dia memaksa pesan tersebut direkam. Bukan sekadar wasiat keluarga, melainkan pedoman etika bermasyarakat yang sering kita salah pahami. Keinginan untuk berkunjung seperti itu lahir dari lubuk hati terdalam, dan disampaikan melalui pengalaman sendiri.

Nah, ketika kabar meninggalnya Ustaz Jazir datang, Senin dini hari, 22 Desember 2025, pesan itu terasa seperti lampu kecil yang tetap menyala. Ustaz ini memang hengkang, namun ia meninggalkan cara pandang yang lebih dewasa dalam memandang kematian dan etika berkunjung: tanpa histeria, tanpa dramatisasi berlebihan, tanpa meromantisasi penderitaan.

Ironisnya, kita sering menganggap kematian sebagai tragedi mutlak, padahal kematian merupakan kelanjutan logis dari kehidupan yang dijalani dalam damai. Kita melihat tubuh yang lemah dan berkata, “Kasihan.” Kita lupa bertanya: bagaimana kabar jiwanya?

Kita mungkin sibuk mengukur denyut nadi, namun lupa mendengarkan makna denyut nadi. Barangkali, di situlah hikmah terakhir Ustaz Jazir yang paling pedih: bahwa yang menggerakkan bukanlah kehidupan menuju ketiadaan, melainkan manusia menuju wujud eksistensi lain.

Dan ketika kita akhirnya berada di ujung ranjang yang sakit, atau bahkan di ujung kehidupan kita sendiri, semoga kita mengingat satu hal: jangan terburu-buru bersedih demi apa yang mungkin merupakan kebahagiaan. Jangan cepat menangisi apa yang sebenarnya sedang menuju ke arah yang lebih jelas. Sebab, bisa jadi yang kita sebut akhir hanyalah sebuah awal yang terlalu tenang untuk diributkan

Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Spider-Man: Hari Baru – Semua yang Sudah Kita Ketahui
Catatan Mangkuk: Penn State vs. Clemson – Penn State
Ace Bailey absen pertandingan vs. Pistons karena cedera pinggul
Duckett dan Bethell terjebak dalam kekeringan karena kegagalan pengaturan yang longgar | Abu 2025-26
Bintang ‘Stranger Things’ Priah Ferguson Menguraikan Waktu Komedinya dan Bagaimana Pertunjukannya Membuat Nerdy Keren
Mark Williams dari Suns: Baru saja gagal mencetak double-double pada hari Selasa
Kabar terkini cederanya Ace Bailey menjadi kabar buruk bagi rookie Jazz tersebut
Bucks sadar akan kesalahan besar yang mereka lakukan musim panas ini

Berita Terkait

Sabtu, 27 Desember 2025 - 13:13 WIB

Spider-Man: Hari Baru – Semua yang Sudah Kita Ketahui

Sabtu, 27 Desember 2025 - 12:52 WIB

Catatan Mangkuk: Penn State vs. Clemson – Penn State

Sabtu, 27 Desember 2025 - 12:31 WIB

Ace Bailey absen pertandingan vs. Pistons karena cedera pinggul

Sabtu, 27 Desember 2025 - 12:10 WIB

Duckett dan Bethell terjebak dalam kekeringan karena kegagalan pengaturan yang longgar | Abu 2025-26

Sabtu, 27 Desember 2025 - 11:49 WIB

Bintang ‘Stranger Things’ Priah Ferguson Menguraikan Waktu Komedinya dan Bagaimana Pertunjukannya Membuat Nerdy Keren

Berita Terbaru

Spider-Man: Hari Baru - Semua yang Sudah Kita Ketahui

Nasional

Spider-Man: Hari Baru – Semua yang Sudah Kita Ketahui

Sabtu, 27 Des 2025 - 13:13 WIB

Catatan Mangkuk: Penn State vs. Clemson - Penn State

Nasional

Catatan Mangkuk: Penn State vs. Clemson – Penn State

Sabtu, 27 Des 2025 - 12:52 WIB

<span class=Michael Neser merayakan gawang Jacob Bethell setelah dia mencetak satu dari lima bola. Foto: Robert Cianflone/Getty Images" width="129" height="85" />

Nasional

Duckett dan Bethell terjebak dalam kekeringan karena kegagalan pengaturan yang longgar | Abu 2025-26

Sabtu, 27 Des 2025 - 12:10 WIB