Oleh Irene Manning, Manajer Program, Program Nagrik Digital di Yayasan 1M1B dan
Aashi Tiwari, siswa kelas 12 di Inventure Academy, Bangalore, dan pendiri Project CyberSiren
Gagasan kejahatan dunia maya di benak kita dikaitkan dengan pelanggaran data berskala besar dan peretas independen yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk membobol suatu sistem. Namun kejahatan dunia maya pada tahun 2025 terlihat sangat berbeda. Ini bukan hanya tentang korporasi dan perampokan. Ini adalah masalah berskala besar yang mempengaruhi kita semua, dan ini semakin memburuk. Setelah kerugian lebih dari ₹22.845 crore pada tahun 2024, meningkat sebesar 206% dari tahun 2023, I4C kini memproyeksikan bahwa kerugian tahunan dapat melebihi 1,2 lakh crore pada tahun 2025, yang merupakan 0,7% dari PDB India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun penipuan terus berkembang, dampak psikologisnya tetap sama. Untuk itu ada baiknya kita menelaah emosi yang digunakan para penipu yang tanpa kita sadari berpotensi membawa kita menjadi korbannya.
Ketakutan adalah motivasi besar dalam penipuan. Jika Anda diancam akan pemadaman listrik, kehilangan akses ke rekening bank, atau penangkapan, Anda harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi risiko tersebut. Namun, ini adalah respons yang dicari para penipu.
Fear of missing out (FOMO) adalah salah satu motivator lain dan seringkali membuat Anda terburu-buru dalam menentukan pilihan. Jika Anda melihat iklan baju atau sepatu lucu dengan harga terendah, Anda mungkin akan diminta untuk segera melakukan pemesanan sehingga memberikan informasi pribadi Anda kepada penipu.
Terlalu percaya diri adalah hambatan ketiga untuk mengenali kerentanan diri sendiri. Banyak yang menganggap diri mereka terlalu pintar atau berpengalaman untuk menjadi korban penipu. Namun, penilaian terhadap keberhasilan penipuan yang dilakukan oleh pejabat tinggi, jurnalis, dokter, dan pensiunan birokrat mengingkari keyakinan tersebut. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja jika kondisinya tepat.
Ilusi legitimasi, situs web yang terlihat profesional, email resmi, dan seragam petugas polisi dapat menipu siapa pun, membuat Anda memercayai orang yang tidak seharusnya Anda percayai. Penipu mengandalkan keyakinan ini untuk mengabaikan rasa kehati-hatian.
Mengingat kuatnya emosi yang dimainkan oleh para penipu, apa yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk mengurangi risiko tersebut?
Pastikan Anda berpengetahuan luas. Tetap terinformasi. Pemerintah Indonesia telah berinvestasi dalam menyediakan sumber belajar bagi masyarakat dalam berbagai bahasa. Jika Anda merasa tidak mengetahui dasar-dasarnya, manfaatkan sumber daya ini untuk mendapatkan informasi terbaru. Pastikan juga Anda tetap mendapat informasi tentang penipuan terbaru di berita.
Pahami emosi yang dieksploitasi oleh penipu. Jika Anda menerima pesan yang mengejutkan Anda, jangan langsung bereaksi. Berhenti dan pikirkan. Keraguan naluriah Anda adalah sebuah sinyal, bukan kelemahan. Selalu verifikasi klaim, baik dengan mencari penipuan terbaru, atau dengan menyelidiki panggilan atau SMS. Jika Anda mendapat panggilan tak terduga, tutup telepon dan tanyakan langsung ke perusahaan yang disebutkan (bank, utilitas, dll.) untuk memahami apa, jika ada, yang diperlukan.
Bicaralah secara terbuka tentang keamanan siber. Banyak korban yang diam saja karena malu atau takut. Namun cerita sederhana tentang bagaimana Anda hampir ditipu bisa menjadi peringatan bahwa seseorang dalam hidup Anda perlu melindungi dirinya sendiri. Pelaporan kerugian segera ke saluran bantuan tahun 1930 dan Portal Pelaporan Kejahatan Dunia Maya Nasional dapat membantu pihak berwenang mengambil tindakan dan mencegah kerugian lebih lanjut.
Jaga keamanan perangkat Anda. Hal ini mencakup sejumlah tindakan termasuk, mengetahui di mana perangkat Anda berada setiap saat, menyimpan kata sandi yang kuat dan unik di pengelola kata sandi, menggunakan autentikasi 2 faktor untuk transaksi penting, selalu memperbarui perangkat lunak perangkat Anda, mengunci layar komputer Anda saat tidak digunakan, dan memastikan bahwa Anda menggunakan perangkat lunak asli dan berlisensi pada perangkat Anda.
Dengan selalu memberikan informasi dan aktif mengelola keamanan digital, kita dapat mengurangi risiko kecerobohan dan menjadi korban penipuan yang semakin banyak.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.



Anthony Joshua bersama ayah dan putranya JJ pada April 2018.


Anthony Joshua bersama ayah dan putranya JJ pada April 2018.