ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BANDASAPULUAH.COM – Pertemuan DPR dan Raja July belakangan ini menjadi tontonan yang menyedot perhatian publik.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Suasana memanas sejak awal, apalagi beberapa anggota dewan terang-terangan meminta Raja Juli mundur dari jabatannya.
Alasannya sederhana namun pedas, ia dinilai tidak memiliki latar belakang yang memadai untuk mengelola sektor kehutanan yang begitu kompleks.
Soal kompetensi semakin ramai diperbincangkan setelah masyarakat mengetahui Raja Juli bukan dari sektor kehutanan.
Ia adalah lulusan tafsir, sesuatu yang membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana kabar seseorang.
Akademisi kajian Islam tiba-tiba dipercaya memimpin sektor kehutanan yang sarat persoalan teknis, ekologi, dan pengelolaan lingkungan.
Belum selesai publik membahas latar belakang pendidikannya, netizen kembali heboh dengan kemunculan unggahan lawas Raja Juli di platform X (Twitter).
Dalam unggahan tersebut, ia mengutip pesan yang diatribusikan kepada Nabi Muhammad SAW.
bahwa apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka diperkirakan akan terjadi kehancuran.
Kutipan ini sebenarnya merupakan nasihat umum, namun konteksnya sangat sensitif.
Ketika orang yang mengutipnya kini menempati posisi yang dianggap banyak orang tidak sesuai dengan keahliannya.
Unggahan lawas ini pun langsung viral dan menjadi perbincangan di berbagai lini masa.
Banyak warganet yang merasa perkataan Raja Juli di masa lalu justru “terbalik” dan menyangkut dirinya sendiri.
Mereka menganggap situasi saat ini sebagai sebuah ironi yang tidak dapat dihindari, sebuah contoh nyata bagaimana jejak digital dapat menjadi bumerang ketika hal tersebut tidak diharapkan.
Desakan agar Raja July mundur pun kian kencang.
Tak hanya datang dari anggota DPR, tapi juga dari aktivis lingkungan hidup
Dan masyarakat umum khawatir bahwa kebijakan kehutanan di masa depan tidak akan mendapat perhatian.
Oleh orang-orang yang benar-benar memahami seluk beluk hutan, konservasi dan risiko kerusakannya.
Apalagi Indonesia menghadapi banyak permasalahan penting mulai dari deforestasi, konflik pertanahan.
Pengelolaan kawasan konservasi memerlukan pengetahuan teknis dan keputusan berbasis ilmu pengetahuan.
Kini publik menunggu langkah Raja July selanjutnya.
Apakah ia akan tetap bertahan di tengah tekanan yang semakin meningkat, ataukah ia memilih mundur untuk meredakan polemik tersebut?
Yang jelas perdebatannya adalah soal kompetensi, jejak digital
Dan etika kantor semakin menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin kritis terhadap siapapun yang memegang kekuasaan. ***
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






