BANDASAPULUAH.COM – Banjir mendadak melanda Desa Lopian, Kecamatan Badirik, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara Selasa (25/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
Sosok perempuan tua bernama Sri Syawal Tarihoran (71) hanya bisa pasrah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Nenek yang sehari-hari berjualan makanan itu melihat datangnya banjir bandang.
Banjir bandang tidak hanya membawa air, tetapi juga membawa kayu-kayu besar dan menghanyutkan rumah warga.
Awal Mula Banjir Bandang
Sri Syawal Tarihoran berusaha menahan air matanya mengingat momen air Sungai Lopian tiba-tiba berubah deras.
Sungai yang biasanya tenang tiba-tiba berubah menjadi tegang, membawa kayu-kayu keras dari perbukitan.
Menurut nenek Sri Syawal Tarihoran, awalnya air hanya meluap sedikit ke dalam rumah. Ia sempat menyapu, berharap air banjir segera surut.
Namun, hanya beberapa menit kemudian, suara gemuruh dari sungai membuatnya panik.
Airnya semakin besar, membawa lumpur dan batang kayu raksasa.
Ia segera berlari menuju kamar untuk membangunkan anaknya yang masih tertidur.
Namun sebelum dia bisa menyelamatkan apa pun, air mencapai lehernya.
Meski dalam kondisi kritis, mereka tetap berusaha keluar rumah dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Kayu-kayu besar menghantam dinding rumah, menyapu bersih barang-barang mereka.
Sri Syawal Tarihoran hanya bisa mengingat bagaimana ia berjalan perlahan sambil memanjatkan doa agar diberi kesempatan hidup.
“Pertama airnya, lalu kayu sebesar itu. Barang kita langsung keluar,” ucapnya sambil menunjukkan besarnya kayu yang hampir menguburnya hidup-hidup.
Tidak ada harta benda yang tersisa. Barang-barang elektronik, pakaian, bahkan beras pun turut tersapu arus.
Sri Syawal Tarihoran dan anak-anaknya hanya berhasil menyelamatkan pakaian yang mereka kenakan saat kejadian. Kini, mereka tinggal di rumah keluarga.
“Saya menginap di rumah saudara di lantai atas. Keluarga memberi saya nasi,” kata Sri.
Sudah sepuluh hari banjir bandang melanda wilayah tersebut, namun warga masih berjuang mengatasi lumpur yang mengeras dan tumpukan kayu yang menutupi jalan dan pekarangan.
Sri berharap pemerintah segera memberikan bantuan, mulai dari sembako hingga alat berat untuk membersihkan permukiman.
Mudah-mudahan cepat tertangani, biar kita tenang. Saya sudah tua. Berapa umur, dipikir-pikir saja, saya sakit, kata Sri lirih.
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






