Gus Yahya, Kiai Miftahul Ahyar, dan Gus Ipul semuanya harus dicopot

Jumat, 5 Desember 2025 - 15:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gus Yahya, Kiai Miftahul Ahyar, dan Gus Ipul semuanya harus dicopot

i

Gus Yahya, Kiai Miftahul Ahyar, dan Gus Ipul semuanya harus dicopot

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

– Polemik di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin parah. Setelah sebelumnya Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar mencopot Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, selanjutnya Gus Yahya mencopot Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Bendahara Umum Gudfan Arif.

Ulama karismatik NU yang juga Pengurus Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet, KH Faris Fuad Hasyim mengaku sangat kecewa melihat polemik yang terjadi di lingkungan PBNU saat ini.

Jujur wallahi, billahi saya sangat kecewa, kata putra eks Rais Syuriah PBNU, KH Fuad Hasyim Buntet, dalam video ceramahnya yang viral di berbagai platform media sosial, dikutip Kamis (4/12/2025).

Melihat kondisi kerusakan yang terjadi di lingkungan PBNU saat ini, menurut Gus Faris, tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja, melainkan kesalahan kolektif.

“Tidak hanya Ketua Umum PBNU yang harus dicopot, Rais Aam juga harus dicopot, dan Sekjen Gus Ipul juga harus dicopot,” kata Gus Faris.

Baca Juga :  Cegah Kemacetan Pagi, Polsek Panongan Jaga Ketegasan dan Kendalikan Lalu Lintas di Pasar Korelet –

Dalam sambutannya pada kajian agama, Gus Faris menjelaskan, sepanjang sejarah PBNU, kepengurusan pada masa kepemimpinan KH Miftahul Ahyar, Gus Yahya, dan Gus Ipul dinilai paling banyak bermasalah.

Padahal, permasalahan besar di tubuh PBNU terjadi sesaat setelah terbentuknya kepengurusan PBNU usai Kongres Lampung akhir tahun 2021, yakni diangkatnya Mardani H Maming sebagai Bendahara Umum PBNU.

Baru beberapa saat menjabat sebagai Bendahara Umum, PBNU diguncang gejolak hebat karena baru kali ini sepanjang sejarah ada pengurus inti aktif PBNU yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mantan Bupati Tanah Bumbu ini kemudian dinyatakan bersalah dalam kasus suap penerbitan izin usaha pertambangan dan operasi produksi (IUP OP) di kawasan Tanah Bumbu.

Mardani Maming divonis 12 tahun penjara, namun kemudian kasasinya dikabulkan Mahkamah Agung dan hukumannya dipotong menjadi 10 tahun penjara.

“Itu memalukan bagi NU. Lucunya, Ketua Umum PBNU saat jumpa pers mengatakan, ‘Saya ingin memberikan bantuan hukum kepada Mardani Maming’. Dalam hati saya berkata, untuk apa memberikan bantuan hukum, apa hubungannya dengan PBNU?” katanya.

Baca Juga :  Besok, Polda Babel akan kirimkan bantuan kemanusiaan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar, sebagai wujud kepedulian Polri.

Menurut Gus Faris, Mardani Maming ditangkap KPK karena kasus suap pertambangan.

Seharusnya pernyataannya tidak seperti itu. Seharusnya pernyataannya, ‘Saya akan berhenti menjadi pengurus PBNU, sampai kasus hukum ini selesai, kita hormati penegakan hukum di negeri ini, kita hormati supremasi hukum di negeri ini,’ ujarnya.

Isu besar kedua adalah persoalan pengelolaan tambang yang menyulut banyak faksi di lingkungan PBNU.

Menurut dia, konflik di tubuh PBNU yang terjadi saat ini bukan soal tindakan Gus Yahya mengundang tokoh Yahudi Peter Berkowitz ke Indonesia, melainkan soal pengelolaan pertambangan yang memicu perpecahan di tubuh PBNU.

“Isu Yahudi hanya kamuflase. Ini soal pengelolaan pertambangan yang memunculkan berbagai faksi. Mereka semua menginginkan pengelolaan pertambangan yang diberikan Presiden Jokowi kepada NU, ini sesuai keinginan masing-masing,” ujarnya.

Menurut dia, pergerakan elite PBNU terkait pertambangan tidak berorientasi pada kesejahteraan NU sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar, melainkan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi serta kelompok fraksi di lingkungan PBNU.

Baca Juga :  Lebah Ini Belajar Membaca “Titik” dan “Garis” Seperti Kode Morse

Bahkan, pada tahun 2012, Institut Bahsul Masail NU memutuskan bahwa swasta dilarang mengelola tambang. Kemudian pada tahun 2024, PBNU mendapat hadiah dari Presiden Jokowi untuk mengelola tambang tersebut.

Dan itu diamini oleh Ketua Umum PBNU, Sekjen PBNU, dan Rais Aam PBNU. Lucu…! NU yang membuat undang-undang, NU sendiri yang melanggar, ujarnya.

Ketiga, Gus Faris mengutip pernyataan Mahfud MD, pada kepemimpinan PBNU KH Hasyim Muzadi, NU bersama Muhammadiyah meminta Mahkamah Konstitusi (MK) membubarkan segala jenis lembaga atau badan yang terkait dengan pengelolaan pertambangan karena merupakan gudangnya korupsi yang bernilai triliunan. Mahkamah Konstitusi kemudian membubarkan BP Migas.

Ironisnya, saat ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama justru berkonflik karena pengelolaan pertambangan, ujarnya. ***

Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Temui Kelelawar Kecil yang Berburu Seperti Singa
Tingkah Tak Biasa Epy Kusnandar Sehari Sebelum Meninggal, Katanya ‘Pertemuan Terakhir’
Anaconda Raksasa Mencapai Ukuran Maksimumnya 12 Juta Tahun Lalu dan Tidak Pernah Berubah
Saya tidak bisa bermain kotor
PEMA dan ORMAWA UNADA Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Pidie Jaya
Kapolda Babel Lakukan Kunjungan Kerja ke Mako Brimob Belitung
Raja Juli menilai desakan mundur hanya sekedar aspirasi, padahal 1.354 orang tewas akibat banjir Sumatera.
Badan-badan antikorupsi yang didukung Barat menindak jaringan kriminal yang dipimpin oleh anggota parlemen Ukraina – RT Rusia dan Bekas Uni Soviet

Berita Terkait

Sabtu, 6 Desember 2025 - 01:37 WIB

Temui Kelelawar Kecil yang Berburu Seperti Singa

Sabtu, 6 Desember 2025 - 01:17 WIB

Tingkah Tak Biasa Epy Kusnandar Sehari Sebelum Meninggal, Katanya ‘Pertemuan Terakhir’

Sabtu, 6 Desember 2025 - 00:55 WIB

Anaconda Raksasa Mencapai Ukuran Maksimumnya 12 Juta Tahun Lalu dan Tidak Pernah Berubah

Sabtu, 6 Desember 2025 - 00:35 WIB

Saya tidak bisa bermain kotor

Sabtu, 6 Desember 2025 - 00:13 WIB

PEMA dan ORMAWA UNADA Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Pidie Jaya

Berita Terbaru

Temui Kelelawar Kecil yang Berburu Seperti Singa

Nasional

Temui Kelelawar Kecil yang Berburu Seperti Singa

Sabtu, 6 Des 2025 - 01:37 WIB

Saya tidak bisa bermain kotor

Nasional

Saya tidak bisa bermain kotor

Sabtu, 6 Des 2025 - 00:35 WIB