Trump Meningkatkan Ketegangan di Wilayah Udara Venezuela

Pernyataan Presiden Donald Trump bahwa wilayah udara “di atas dan di sekitar” Venezuela harus dianggap “tertutup sepenuhnya” telah memicu gelombang ketegangan baru dalam perselisihan Washington dengan Nicolás Maduro. Gedung Putih tidak mengklarifikasi apakah Trump mengumumkan kebijakan baru atau memperkuat taktik tekanan, sehingga langkah tersebut masih diselimuti ketidakpastian. Caracas, yang menyebut pernyataan itu sebagai serangan langsung terhadap kedaulatannya, menuduh Washington berusaha melemahkan integritas wilayah negaranya.

Caracas Kecam ‘Ancaman Kolonial’

Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan pesan Trump adalah “tindakan sepihak dan bermusuhan” yang bertujuan melemahkan otoritas negara atas wilayah udaranya sendiri. Pernyataan itu juga mencatat bahwa pihak berwenang AS baru-baru ini menghentikan penerbangan reguler deportasi migran Venezuela setelah melakukan negosiasi selama berbulan-bulan.

Maskapai Mulai Membatalkan Penerbangan

Maskapai penerbangan internasional telah menangguhkan beberapa rute ke Venezuela menyusul peringatan FAA kepada pilot tentang peningkatan aktivitas militer di negara tersebut. Meski kewenangan FAA terbatas di luar Amerika Serikat, namun peringatan yang diberikan FAA sangat diindahkan oleh seluruh sektor penerbangan global.

Peningkatan Kehadiran Militer AS

AS telah meningkatkan tekanan terhadap Maduro dengan penerbangan pembom di dekat wilayah udara Venezuela dan penempatan USS Gerald R. Ford, yang menandai salah satu penambahan angkatan laut regional terbesar dalam beberapa dekade. Hampir selusin kapal Angkatan Laut dan sekitar 12.000 personel kini beroperasi di bawah “Operasi Tombak Selatan.”

Kongres Menuntut Pengawasan

Setelah laporan bahwa serangan mematikan pada bulan September diperintahkan dengan instruksi untuk memusnahkan semua awak kapal yang dicurigai melakukan penyelundupan, anggota parlemen bipartisan menyerukan peninjauan mendalam terhadap tindakan militer AS di wilayah tersebut.