ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BANDASAPULUAH.COM – Kemarahan masyarakat atas insiden ciuman yang melibatkan Gus Elham belum mereda, media sosial kembali dihebohkan dengan kontroversi baru.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kali ini yang menjadi sorotan adalah dosen muda asal Surabaya, Ning Umi Laila, setelah videonya beredar luas dan menuai kritik tajam dari netizen.
Yang menjadi perhatian bukan isi dakwahnya yang menyejukkan, melainkan interaksinya dengan anak di bawah umur yang dinilai mengandung unsur hinaan dan lelucon orang dewasa yang tidak pantas.
Dalam video klip yang beredar, Ning Umi Laila terlihat memanggil seorang anak ke atas panggung.
Namun dialog selanjutnya mengejutkan banyak orang.
Dalam rekaman tersebut, ia terlihat menunjuk-nunjuk tubuh bagian bawah anak tersebut sambil melontarkan komentar ambigu.
“Apa ini, kenapa mencuat seperti ini? Oh, itu sarung,” ujarnya diiringi tawa jemaah yang hadir.
Meski dianggap lucu oleh sebagian pihak di lokasi, namun reaksi netizen di dunia maya justru sebaliknya, gelombang kritik pun mengalir deras.
Warganet menilai istilah “terkemuka” yang digunakan ustadzah sangat tidak pantas diucapkan, apalagi kepada anak di bawah umur dan masyarakat.
Banyak yang mengatakan bahwa seorang khatib harus menjaga etika dalam berinteraksi, bukan melontarkan lelucon yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Tak hanya satu video, rekaman lainnya memperlihatkan momen Ning Umi Laila menggoda seorang bocah lelaki yang tampak malu dan enggan menatap wajahnya.
Ketika anak laki-laki itu menundukkan kepalanya karena gugup atau membuang muka, dia terus menggoda dengan nada interogatif.
“Kenapa kamu tidak melihatku? Apakah kamu malu? Apakah kamu menyukaiku?” ucapnya yang kembali disambut gelak tawa jamaah.
Tindakan tersebut menuai kecaman keras dari masyarakat yang menilai gaya dakwah Ning Umi Laila sudah melewati batas.
Banyak komentar pedas bermunculan, menyinggung etika dalam berdakwah dan dugaan standar ganda di kalangan umat beragama.
Salah satu warganet menulis, “Aku sungguh terhibur dengan orang-orang yang mencap dirinya beragama namun berperilaku seperti ini. Pelecehan seksual dilarang tidak peduli siapa pelakunya.” Ada pula yang menyoroti ironi ajaran agama.
“Dalam agama disuruh jaga mata, ini minta ditatap,” sindir netizen lainnya.
Tak sedikit pula yang menyayangkan gaya komunikasi ustadzah muda yang dinilai masih terjebak dalam pola bercanda lama yang tidak sensitif terhadap isu perlindungan anak.
“Kupikir dia bisa menyampaikan dakwah modern, tapi ternyata dia mengikuti gaya komedi yang norak,” tulis komentar lainnya.
Kontroversi ini kembali memunculkan diskusi serius mengenai batasan etika dalam memberikan ceramah, terutama jika melibatkan anak-anak.
Masyarakat berpandangan bahwa humor dalam forum dakwah tidak boleh mengorbankan kenyamanan, harkat dan martabat anak-anak yang tergabung dalam jamaah.
Hingga saat ini, Ning Umi Laila belum memberikan keterangan resmi terkait video viral tersebut.
Namun tekanan masyarakat semakin meningkat agar para dosen lebih berhati-hati dalam memilih gaya komunikasi, termasuk tidak menjadikan anak-anak sebagai bahan lelucon.***
Konten di atas dibuat oleh pihak ketiga. bandasapuluah.com tidak bertanggung jawab atas isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh konten ini.






