Penelitian UI: Mikroplastik Hanya Ditemukan di Galon Sekali Pakai PET

Selasa, 28 September 2021 - 09:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandasapuluah.com – Peneliti sekaligus dosen di Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Dr. rer. nat. Agustino Zulys, MSc mengatakan, pihaknya hanya melakukan penelitian yang mengungkapkan adanya kandungan mikroplastik di kemasan galon sekali pakai berbahan PET.

Ditambahkan, pihaknya tidak pernah melakukan penelitian atau memberikan pernyataan tentang keberadaan mikroplastik pada galon guna ulang kemasan Polikarbinat (PC).

“Penelitian yang baru-baru ini kami lakukan kan pada kemasan galon sekali pakai berbahan PET. Hasil penelitian kami menunjukkan secara kuantitatif dan kualitatif ada mikroplastik di air kemasannya,” ujar Kepala Laboratorium Kimia UI itu saat diwawancarai media.

Dikatakan, penelitian yang dilakukan UI bersama Greenpeace sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemasan galon guna ulang berbahan Polikarbinat (PC).

“Penelitan kita sama sekali tidak ada kaitannya dengan galon guna ulang berbahan polikarbonat,” tegasnya.

Agustuno membantah info yang seolah dia pernah menyatakan bahwa kandungan mikroplastik dalam galon guna ulang lebih berbahaya dari kemasan plastik lainnya termasuk galon sekali pakai.

“Saya hanya mengatakan bahwa kalau di galon sekali pakai saja ada, kemungkinan pada galon isi ulang juga ada. Tapi itu kan belum ada penelitiannya di laboratorium, jadi masih praduga saja,” katanya.

Dia pun menyayangkan bahwa apa yang disampaikannya itu telah dipelintir pihak-pihak tertentu.

“Data yang kita sampaikan itu kan soal kandungan mikroplastik pada galon sekali pakai, bukan pada kemasan plastik yang lain. Jadi, saya heran kalau sampai ada yang memberitakan soal kemasan plastik yang lain,” tukasnya.

Begitu juga dengan apakah kandungan mikroplastik yang ada dalam kandungan air kemasan itu berbahaya atau tidak, dia mengatakan belum ada penelitian mengenai hal itu.

“Jadi, bagaimana mungkin saya mengatakan bahwa kandungan mikroplastik dalam galon guna ulang berbahaya. Wong penelitiannya saja belum ada kok,” ungkapnya.

Klarifikasi serupa juga disampaikan Periset Utama Kampanye Plastik Greenpeace Indonesia Afifah Rahmi Andini.

“Riset yang kami lakukan bersama laboratorium kimia anorganik UI adalah mengenai kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai dan bukan galon guna ulang,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Greenpeace dan laboratorium kimia anorganik Universitas Indonesia baru-baru ini melakukan uji terhadap sampel galon sekali pakai yang beredar di kawasan Jabodetabek.

Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya kandungan mikroplastik dalam sampel  galon sekali pakai ukuran 15 liter sebanyak 85 juta partikel per liter atau setara dengan berat 0,2 mg/liter. Sementara kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai ukuran 6 liter sebanyak 95 juta partikel/liter atau setara dengan berat 5 mg/liter.

Analisis karakterisasi terhadap mikroplastik yang terkandung dalam sampel menunjukkan bahwa mayoritas bentuk partikel mikroplastik adalah fragmen, dengan ukuran yang berkisar antara 2,44 hingga 63,65 μm.

Disebutkan, meskipun temuan mikroplastik dalam sampel memang tidak melebihi batas aman yang diberikan oleh WHO, namun bila dikonsumsi dalam jangka panjang bisa berpotensi berisiko tinggi bagi kesehatan manusia.

Karenanya, penelitian ini juga mengestimasi paparan harian mikroplastik AMDK galon sekali pakai pada tubuh manusia dengan cara memberikan kuesioner terhadap 38 responden di wilayah Jabodetabek yang mengkonsumsi galon sekali pakai yang sampelnya diuji. Hasilnya, data konsentrasi mikroplastik per liter AMDK dan data konsumsi masyarakat per hari dapat dihitung.

Di mana, paparan harian mikroplastik dari sampel galon sekali pakai ukuran 6 liter sebesar 9,450 mg/hari dan dari sampel galon sekali pakai 15 liter sebesar 0,378 mg/hari.

Karenanya, hasil penelitian ini merekomendasikan agar produsen galon sekali pakai harus bertanggungjawab untuk memantau dampak penggunaan kemasan plastik terhadap kualitas air minum yang dipasarkan kepada masyarakat.

Selain itu, produsen galon sekali pakai juga diminta harus menunjukkan komitmen serius terhadap regulasi pengurangan sampah plastik nasional.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

BMKG Keluarkan Peringatan Dini: Hujan Lebat Diprediksi Guyur Pesisir Selatan hingga Pukul 10 Malam
Kerangka Manusia di Bukit Ransam Painan Ternyata Korban Mutilasi Dua Tahun Silam
Hebat! Siswi SMK di Pessel Rancang Busana untuk Lisda Hendrajoni, Jadi Sorotan di Carocok Painan
Viral! Pariwisata Pessel Banjir Pengunjung, Lisda Hendrajoni Bongkar Siapa yang Paling Berperan
Diduga Berbuat Asusila di Kamar Kos, 5 Anak di Bawah Umur Digrebek Satpol PP Pessel
Peduli Kampung Halaman, IKRAP Batam Bantu Warga Terdampak Banjir di Pelangai Gadang
Buka Festival Qasidah Rebana, Risnaldi: Satukan Harmoni, Wujudkan Peradaban Islami
Bupati Hendrajoni Serukan Pelestarian Tradisi Bakhatib Adat di Tengah Masyarakat

Berita Terkait

Minggu, 6 April 2025 - 20:25 WIB

BMKG Keluarkan Peringatan Dini: Hujan Lebat Diprediksi Guyur Pesisir Selatan hingga Pukul 10 Malam

Minggu, 6 April 2025 - 14:19 WIB

Kerangka Manusia di Bukit Ransam Painan Ternyata Korban Mutilasi Dua Tahun Silam

Jumat, 4 April 2025 - 23:33 WIB

Viral! Pariwisata Pessel Banjir Pengunjung, Lisda Hendrajoni Bongkar Siapa yang Paling Berperan

Jumat, 4 April 2025 - 02:11 WIB

Diduga Berbuat Asusila di Kamar Kos, 5 Anak di Bawah Umur Digrebek Satpol PP Pessel

Kamis, 3 April 2025 - 16:41 WIB

Peduli Kampung Halaman, IKRAP Batam Bantu Warga Terdampak Banjir di Pelangai Gadang

Berita Terbaru

error: Content is protected !!